Powered By Blogger

MUSIC MONOCROME

MUSIC MONOCROME

Pembentukan Kata





Pembentukan Kata
Pembentukan Lebih Lanjut
A.Pengantar

Kesalahan penyimpangan dari aturan yang benar atau betul. Kesalahan itu dapat dibedakan menjadi kesalahan ejaan (termasuk di dalamnya kesalahan tanda baca) dan kesalahan tata bahasa.
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat ditangkap dan mudah dipahami oleh pembaca, menghayati masing-masing tuturan itu . 

B.Kesalahan Kalimat
 
Kesalahan kalimat dapat dibedakan menjadi kesalahan internal dan kesalahan eksternal. Kesalahan eksternal diukur dari kalimat-kalimat lain yang menjadi konteks atau lingkungannya.
Kesalahan internal adalah kesalahan kandungan isi yang menyebabkan kalimat menjadi tidak logis sebagaimana tampak pada contoh berikut :
“Menurut Habibi (dalam Nimbara, 1993) menyatakan bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi yang diterapkan secraa tepat guna diarahkan untuk memberantas kemiskinan dan keterbelakangan.”
Habibi pada kalimat diatas tidak menempati pokok kalimat, melainkan keterangan sebagaimana disyaratkan oleh kata mereka. Jadi pertanyaan itu sebenarnya tidak dapat dijawab dengan Habibi. Baru bisa dijawab dengan habibi jika kalimatnya diubah menjadi:
 Habibi (dalam Nimbara,1993) menyatakan bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi yang diterapkan secara tepat guna diarahkan untuk memberantas kemiskinan dan keterbelakangan.

Pembentukan kata lebih lanjut




Pembentukan kata lebih lanjut


Pembentukan kata lebih lanjut ialah pembentukan kata turunan yang melalui proses morfologi bahasa Indonesia dengan kata-kata serapan sebagai bentuk dasarnya. Proses ini mempengaruhi kosakata yang lain. Proses pembentukan itu ada tiga macam yaitu pengimbuhan, pengulangan, dan pemajemukan.

Pembentukkan Kata - kata  yang diawali oleh konsonan hambatan tak bersuara (/p, /t, /k) dan geseran apiko-alveolar (/s) jika mendapat awalan meng- atau peng- fonem tersebut akan hilang atau luluh. Contoh : sanjung menjadi menyanjung dan penyanjung, dan tikung menjadi menikung  dan  penikung.
Contoh Kalimat :     Robert adalah penyanjung hati perempuan yang hebat.
                             Valentino menikung dengan tajamnya di belokan itu.
 
Pembentukkan  Kata serapan yang diawali dengan konsonan hambatan bila tak bersuara (/p/) jika mendapat awalan meng- dan peng- atau peng-an maka kata – kata tersebut diperlakukan sama dengan kata-kata dalam bahsa Indonesia yang lain. Contoh : pancing menjadi memancing dan pemancingan.
Contoh Kalimat :     Budi memancing di sungai dekat sawah.
                            Sartono bekerja di pemancingan pak Sudi.
  
Pembentukkan  Kata serapan yang diawali dengan konsonan hambatan apiko dental tak bersuara (/t/) jika dibentuk dengan awalan meng- dan peng-an maka akan ada kata yang belum berterima. Contoh : kata  tarung menjadi mengarungi  dan pengarungan,

Contoh Kalimat :     Laksamana mengarungi lautan dengan bangganya.
                             Pengarungan lautan oleh Sri akan segera berakhir. 

Penyesuaiaan konsonan geseran labio-dental tak bersuara (/f/) menjadi /p/ disesuaikan dengan system fonologi bahasa Indonesia. Kata akan mengalami penghilangan atau luluh apabila sudah disesuaikan menjadi /p/, sedang apabila tetap /f/ maka akan mendapat sengauan yang homorgan, yaitu /m/. Contohnya : pulang menjadi memulangkan  dan  pemulangan; fokus  menjadi memfokuskan dan pemfokusan.
Contoh Kalimat :     Pemerintah Arab memulangkan ratusan TKW asal Indonesia.
                             Pemfokusan pembongkaran di daerah depok menjadi prioritas utama.

Beberapa kata dari konsonan hambatan dorso-velar tak bersuara /k/ akan luluh apabila mendapat awalan meng atau konfiks peng-an. Contoh : kunci  menjadi mengunci  dan penguncian, dan kaca  menjadi mengaca dan pengacaan.
Contoh Kalimat :     Penguncian pagar besi dilakkukan pak Sujanto agar tidak kemalingan.
                             Lucunya monyet itu mengaca pada pecahan kaca disana.

Pembentukkan Kata-kata serapan yang diawali dengan fonem geseran apiko-dental tak bersuara /s/ ada yang mengalami peluluhan ada yang tidak. Contoh : setir  akan menjadi menyetir dan penyetiran, dan suara menjadi menyuara dan penyuaraan.
Contoh Kalimat :     Menyetir mobil bukanlah perkara mudah.
                             Penyuaraan pasangan Capres akan segera berakhir.

Pembentukkan Kata-kata yang masih terasa asing mendapat perlakuan yang berbeda, contohnya pada kata “sinkrun” dan “sistematis”, jika mendapat awalan meng- dan peng-an menjadi mensinkrunkan dan pensinkrunan, mensistematiskan dan pensistematisan.
Contoh Kalimat :     Sangat susah mensinkrunkan gerakan kita.
                             Pensistematisan pengajaran sekarang sangatlah rumit.

Pembentukkan Kata dasar serapan yang diawali oleh gugus konsonan /pr/ jika mendapat awalan meng- /p/ tidak luluh, tetapi jika mendapat konfiks peng-an /p/-nya luluh. Contoh : parodi menjadi memparodikan (tidak luluh) dan pemarodikan (luluh), program menjadi memprogram (tidak luluh) dan pemrograman (luluh).


Contoh Kalimat :     Pemrograman dengan compiler ini sedikit rumit.
                             Joyo memparodikan film yang dia suka dengan bersemangatnya.
Pembentukkan Kata serapan yang diawali dengan gugus /kr/ konsonannya tidak hilang bila mendapat awalan meng- contoh : kristal  menjadi mengkristal, kritik  menjadi mengkritik , tetapi apabila mendapat awalan peng- maka /k/ itu lebur, Contoh : kristal menjadi pengristalan, dan kritik menjadi pengritik.


Contoh Kalimat :     Pengristalan yang terjadi pada zat cair itu sangatlah cepat.
                             Pengriting rambut itu sangat mahal. 
   
Pembentukkan Kata-kata serapan yang diawali dengan gugus konsonan /tr/, /st/, /sk/, /sp/, /pl/, /kl/, konsonan yang awalnya tidak pernah mengalami peleburan, baik dalam pembentukan dengan awalan meng-, peng, maupun konfiks peng-an. Contoh :
·         /tr/ traktir menjadi mentraktir dan pentraktir.
     Contoh : Tomo menjadi pentraktir kami ketika sedang berpesta.
·         /st/ stabil menjadi menstabilkan, penstabil dan penstabilan.
     Contoh : Penstabilan jalur Surabaya – Lamongan berlangsung dengan baik.
·         /sk/ skala  menjadi menskalakan, penskala dan penskalaan.
     Contoh : Sujanto menskalakan peta yang baru kita temukan.
·         /sp/ sponsor menjadi mensponsori, pensponsor dan pensponsoran.
     Contoh : Pensponsor program ini sangatlah baik.
·         /pl/ plester menjadi memplester, pemplester dan pemplesteran.
     Contoh : Budi menjadi pemplester jembatan yang rusak itu.
·         /kl/ kliping menjadi mengkliping, pengkliping, dan pengklipingan.
     Contoh : Mengkliping itu bukanlah pekerjaan mudah.
Kata serapan yang diawali oleh gugus konsonan yang terjadi atas tiga fonem dan fonem yang pertama berupa hambatan atau geseran tak bersuara, sudah tentu konsonan pertamanya tidak pernah lebur apabila mendapat awalan meng- atau peng-. Kata-kata serapan itu dapat mengalami proses pengulangan. Contoh : traktor-traktor, komputer-komputer. Kata –kata serapan tidak dapat mengalami perulangan sebagian yang berupa dwipurna atau dwiwasana. Pada pengulangan dengan awalan konsonan awal padda suku ulangannya juga tidak luluh. Contoh : mempraktis-praktisan, mengkritik-kritik.
Contoh Kalimat :     Buku-buku itu dibiarkan berserakan dimana-mana.
                             Pangeran menyanjung-nyanjung putri dengan romantisnya.
 



        
Diberdayakan oleh Blogger.